| motor | otomotif roda dua

Jumat, 30 September 2011

Siapa bilang motor tromol pelan? Ninja 250 aja bisa sujud menyembah, broo..

Nah, kalau aja ada yang bilang motor dengan perangkat rem tromol dan mesin berpendingin udara itu payah, pelan, dan inferior mending liat ini dulu deh :D

Kamis, 29 September 2011

CBR 250 R vs Ninja 250 R : Motor safety jgn jual dimari, kenceng no.1 titik... (ane cuman bisa miris..)

Halo, sobat bikers. Ane coba ikut urun rembuk kenapa CBR 250 R yang menawarkan keunggulan utama berupa sistem ABS yang cukup canggih dengan sistem kombinasi dan elektronik gagal total merontokkan dominasi Ninja 250 R.

Nggak usah mikir jauh-jauh juga sebenernya udah ketauan dari dulu, simple banget nih -> Tinggal CBR 250 Ri ABS sama Ninja 250 R kencengan mana?


Jelas kencengan Ninja 250 R, makanya Ninja lah yang jadi raja 250 cc. Juga banyak yang beralasan bahwa dari segi performance Ninja 250 R jauh lebih baik daripada CBR 250 R ABS. (sengaja pakai yang ABS supaya head to head dari segi harga). Padahal yang namanya performance itu bukan cuma diukur dari seberapa kenceng tuh motor. Tapi juga aspek pengendalian, user friendly, konsumsi bahan bakar, dan pengereman juga bisa masuk aspek performance suatu motor, kalo nggak percaya tanya aja sama pembalap.

Nah, sebuah piranti ABS di motor mungkin belum masanya masuk ke Indonesia. Hal ini dikarenakan orang Indonesia terbiasa membawa motor bebek sehingga menganggap bahwa piranti ABS itu nggak penting. Jumlah kecelakaan motor yang terjadi setiap hari belum sampai mungkin ke pikiran. Sebagaimana pepatah : "Baru kapok kalau udah ngalamin". Nah, kalo sampe hilang nyawa, kapok sekapok-kapoknya juga percuma.

Selasa, 13 September 2011

Anti Lampu Nyala Siang Hari ? TVS punya solusinya...

Halo, sobat bikers. Masalah lampu nyala di siang hari sampai saat ini masih saja jadi pro-kontra. Ane aja sempet heran kenapa bikers begitu hebatnya berbondong-bondong membuat 2 kubu baik pro maupun kontra. Padahal apa susahnya sih AHO ini ?

Alasan terutama tim kontra adalah karena sistem AHO yang menyebabkan lampu tidak dapat dimatikan, nah masalah timbul ketika motor dibawa masuk ke gang, dikatakan sinar lampu besar yang walaupun dalam posisi low masih bisa menyulut kemarahan warga sekitar yang sedang kongkow/nongkrong. Yah, walaupun ane sampai sekarang pun belum bisa membuktikan tuduhan ini. Well, anyway kebanyakan bikers disini menginginkan tetap ada saklar lampu karena ada suatu waktu dimana lampu "harus" dimatikan karena silau. Titik.

Lalu untuk yang pro berdalih bahwa sesuai perhitungan dan penelitian bahwa sistem AHO yang diaplikasikan hanyalah disebabkan karena pengendara sepeda motor yang kurang peduli, dimana jika masih ada saklar lampu maka pengendara cenderung lupa dan/atau melupakan untuk menyalakan lampu. Ditambah lagi dengan adanya UU resmi, maka AHO dapat menyelamatkan pengendara dari bahaya tilang, sekaligus tentunya meningkatkan keamanan dari bikers itu sendiri terhadap bahaya kecelakaan yang mengintai.

Sebenarnya ane adalah salah satu bikers yang pro terhadap AHO, namun di hati kecil ane, memang ane lebih suka tetap ada saklar lampu. Lha piye sampeyan iki tho ? Kok ora konsisten, ya mana bisa?

Jawabannya bisa !!! Namanya sistem DRL, nah mbah dukun Satar pernah membahas sistem ini. Pada dasarnya DRL dan AHO menyalakan lampu di siang hari agar terlihat. Bedanya sistem AHO blas hanya dengan meniadakan saklar saja, jadi ya yang buat dinyalain di siang hari itu ya sama persis dengan yang biasa dinyalakan pas malam hari.

Kalau dengan sistem DRL bedanya, saklar lampu tetap ada, namun sejatinya tetap tidak ada posisi off. Jika kita memposisikan saklar pada posisi off, lampu DRL akan tetap menyala. Nah, apa itu lampu DRL? Adalah lampu yang dirancang khusus memang untuk menyala terus-terusan di siang hari. Mungkin ada pernah melihat mobil AUDI? Nah, bentuknya tidak harus LED seperti itu, bisa juga tetap lampu utama namun diredupkan 50% dari normalnya. Kalau di mobil, mungkin anda pernah melihat van GMC-nya Metro TV? Nah, lampu depannya pasti nyala terus tapi agak redup. Nah itu dia, pada saat DRL aktif, praktis semua lampu yang tidak perlu seperti lampu kota, lampu panel instrumen (non-digital) dan lampu belakang non-aktif. Hanya benar-benar lampu depan yang diredupkan saja yang aktif. Sejauh yang saya tahu baru Honda New Blade dan TVS Tormax di Indonesia yang sudah memakai sistem ini, cekidot :

1. Tetap ada saklar lampu (saklar posisi off)

posisi saklar : off
hanya lampu depan diredupkan  yang aktif, lampu senja, dashboard, dan lampu kota non-aktif

Minggu, 11 September 2011

TVS, keep your momentum high.


Halo, sobat bikers. Kali ini ane akan mencoba membahas ATPM India ini lagi. Sudah kita ketahui bersama, bros bahwa sepak terjang ATPM India, dalam hal ini Bajaj dan TVS yang hadir di Indonesia telah sanggup memukau pasar Indonesia. Bajaj dengan Pulsar seriesnya telah dapat kita temui di hampir semua jalanan di ibukota, populasinya seakan meledak. Lalu bagaimana dengan TVS? Kok keliatannya adem-ayem aja ?

TVS Tormax, adem ayem?
 Seiring dengan perkembangan industri roda dua yang kian meroket setiap tahunnya tentu kita harapkan menjadi ajang bertumbuhnya persaingan yang sehat antar ATPM. Melahirkan produk yang bernilai tambah tinggi dengan layanan after sales yang baik bisa menjadi tujuan yang bagus. Secara umum, ane membagi tiga tahap untuk dapat unggul sebagai berikut :

Attract your customer

Untuk berkompetisi unggul, suatu produk harus bisa menarik minat calon konsumen. Banyak cara bisa dilakukan, yakni dengan fitur yang unggul ataupun desain yang ciamik. Dalam hal ini TVS sudah “masuk” dengan merilis Tormax. Fiturnya mampu menandingi motor flagship dari pabrikan ternama Jepang yang sudah lama bercokol di Indonesia, walaupun dari sisi desain terlihat kalem-kalem saja. Hal ini tidak menjadi masalah. Terlihat TVS sudah cukup berhasil menarik perhatian khalayak, memang lebih baik jika punya produk flagship, tetapi hal ini tidak terlalu mendesak.

The next Apache 250, boleh jadi flagship TVS !

Rabu, 07 September 2011

Bikin kopling enteng spt sistem hidrolis dengan hampir tanpa keluar duit? Bisa donk...

 Halo, sobat bikers. Mempunyai motor dengan sistem full clutch (kopling manual) memang menyenangkan, selain tenaga yang terus mengisi di setiap putaran, top speed yang lebih tinggi dari motor matik maupun bebek, serta kendali penuh di tangan menjadikan berkendara lebih nikmat.

Namun, semuanya bisa saja berubaha menjadi mimpi buruk ketika mekanisme pengoperasian kopling manual yang sebagian besar menggunakan sistem tarik mulai keras, apalagi kalau dilengkapi dengan jalanan yang macet, sempurnalah penderitaan kita. Dijamin tangan ente bisa sampai mati rasa.

Nah, bagaimana cara mengatasinya. Suatu ketika ane iseng membandingkan tuas kopling motor yang sama gres di diler dan satunya  sudah berumur satu tahun di parkiran. Yup, yang sudah terpakai / di parkiran pasti koplingnya lebih keras, walaupun tidak selalu seperti itu. Kemudian dikarenakan banyak keluhan yang datang dari pengguna sport, maka variasi kopling enteng dengan menggunakan sistem hidrolis pun mulai banyak bermunculan dengan harga berkisar 500rb (cina) - 1 jutaan (thailand), untuk yang bermerek bahkan sampai 2 jutaan (jepang).

set kopling hidrolis kini banyak dijual bebas

Kontan, variasi itu pun langsung laris manis walaupun banderolnya terbilang tidak murah. Namun kelemahannya variasi seperti ini selain mahal, ia membutuhkan modifikasi yang bagi saya terbilang cukup merusak karena digunakannya las, membuat dudukan baru, bubut, dll di dekat bak mesin. Sebetulnya, kita bisa saja melihat penyebab permasalahan ini dan menemukan solusinya yang lebih murah. Pada dasarnya, dari pabrik semua motor full kopling sudah dirancang untuk dapat dipakai siapa saja termasuk para makhluk halus yang bertenaga lembut sekalipun. Persoalannya adalah kemudian aspek mekanisme kopling jarang mendapat perhatian, padahal sektor ini penting banget untuk keamanan dan kenyamanan berkendara kita.

Nah, sebetulnya ada cara murah meriah yang dapat kita gunakan untuk membuat tarikan tuas kopling lebih enteng sekitar 20% dari standar. Bahkan bisa tidak perlu keluar uang sama sekali, intinya hanya di pelumasan, berikut triknya :

Senin, 05 September 2011

Helm impian ane : INK Mirage

Nah, sobat bikers. Kali ini ane bakal sedikit bikin postingan ga penting. Well, bicara soal helm, pasti masing-masing bikers punya helm idaman masing-masing. Nah karena ane berkacamata, tapi tetep pengen merasakan sensasi helm fullface maka inilah helm idaman ane :

modular helmet INK mirage *keren abis bro*
Yang tak lain dan tak bukan merupakan versi jiplakan dari :

   
airoh miro
Nah, tapi berhubung harganya yang mencapai Rp 900.000,- ane terpaksa bersabar dan untuk sementara kudu puas menggunakan helm yang ada :

nhk predator
Yah, mudah-mudahan dapat segera terbeli, amiin :D

GPMisano : Lorenzo juara, Stoner ga kebagian jatah Adriana, Simoncelli superb

Nah, sobat bikers. Tentunya sebagai penggemar roda dua sudah pasti jadi pantangan untuk melewatkan satu seri pun MotoGP di depan mata.

Memasuki paruh kedua, sepertinya dominasi mr.flintstoner sulit dibendung. Kalau kita pantengin, entah di FP, QP, maupun race, selalu saja stoner semakin di depan. Yah, bisa dibilang, balapan jadi agak ngebosenin. Dan sepertinya, kita bisa berharap menyaksikan balapan yang sedikit lebih seru pada seri mendatang. Yup, kemarin di Misano baru aja mr.hohe mematahkan dominasi stoner. Yah, paling tidak stoner yang bakal merasa terkejar bakal mau tidak mau fight untuk mengamankan posisinya.

nunjuk apaan yak??
Urusan 3 terdepan balapan memang ngebosenin. Nah, ini dia si idola Simoncelli memang semakin lama semakin mantabs, dengan RC212V satelit mampu mengkandaskan M1 dan RC212V pabrikan. Yah, memang sih motor si kribo digadang-gadang sama speknya, tapi menurut ane pasti masih sedikit dibawah spek brojolan Repsol Honda.

Jumat, 02 September 2011

Livery baru Simoncelli dan Team San Carlo di Misano

Kalau Yamaha punya livery khusus anniversary ke-50 nya di gelaran GP. Tak mau ketinggalan merayakan ultah ke-75 San Carlo, sponsor utama Team Gresini yang tidak lain dan tidak bukan merupakan tempat si kribo Simoncelli dan si Jepun Aoyama bernaung.


Maka di gelaran GP di Misano, kedua RC212V putih akan mendapatkan sentuhan livery baru.

Berikut cuplikan beritanya :

Kamis, 01 September 2011

Balapan di samping rumahnya, Simoncelli bertekad juara di Misano.

Halo, sobat bikers. Hanya berselang seminggu dari race di Indianapolis yang menyisakan sedikit kekecewaan pada Super Sic dikarenakan terpaksa membalap dalam keadaan ban habis dan harus finish di urutan 12. Pembalap Honda kribo ini bertekad untuk lebih baik di balapan selanjutnya di Misano.

Kendatipun sirkuit Misano tidak terlalu disukai oleh si kribo. Simoncelli menganggap hal itu tidak terlalu bermasalah baginya, apalagi sirkuit hanya berjarak beberapa kilometer dari rumah kediaman keluarga Super Sic di Provinsi Rimini, Italia. Well, sudah pasti keluarga dan teman-teman si kribo bakal nonton nih, lha wong letaknya cuman di samping rumah. Tentunya kita mengharapkan performa bagus dari si kribo sehingga balapan menjadi lebih seru ditonton tentunya dengan aksi-aksi si kribo yang belakangan ini sudah sering bikin repot Hohe Lorenzo. Apalagi kalau bisa sih bikin repot Stoner sekalian, wkwkwk. Kalau sama Dani sih mending damai-damai aja lah.


Warung Perak mengucapkan Selamat Idul Fitri 1432 H

Tak terasa kita telah menginjak hari kedua lebaran , maka dengan ini ane mohon maaf sebesar-besarnya kepada para pelanggan warung perak yang budiman.


Dan mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Happy Eid Mubarak 1432 H


Mohon maaf lahir dan bathin :D