Salam dari penjaga warung,
Berpuluh-puluh tahun lamanya tinggal di Jakarta membuat WP mengalami sendiri evolusi sang ibukota. Di tengah hiruk-pikuknya pembangunan gedung dan bangunan yang super megah seringkali tanpa didukung oleh infrastruktur serta usaha konservasi alam yang mumpuni.
Walhasil, walaupun sang ibukota terlihat megah dan bahkan mendapat predikat kota dengan jumlah mall terbanyak di dunia dengan total jumlah 130 mall sesungguhnya kota ini sedang sekarat. Banjir yang kita alami setiap tahun, cuaca yang semakin tidak menentu, serta intrusi air laut yang sangat parah tengah menghantui ibukota tercinta.
Pada kesempatan kali ini, WP ingin mengangkat mengenai permasalahan yang disebutkan terakhir. Semakin langkanya air di kota tempat tinggal tercinta sesungguhnya patut sangat dikhawatirkan karena sesungguhnya lebih parah daripada kelangkaan premium untuk tunggangan kesayangan. Sehari saja tanpa air lamanya seperti setahun, paling tidak itulah yang WP rasakan ketika beberapa waktu lalu rumah WP pernah mengalami pemadaman seharian, betapa sulitnya terasa menjalani hidup tanpa bisa mandi, memasak, dan mencuci. Mungkin tidak apple to apple tapi kalau mau di analogikan seharusnya hampir sama.
|
Jakarta krisis air bersih |
Harian Rakyat Merdeka, April 2014 menyatakan bahwa Jakarta telah masuk dalam kota darurat air bersih. Untuk mencukupi sekitar 10 juta penduduknya, dibutuhkan setidaknya 31
ribu meter kubik per detik. Kenyataannya, kini ketersediaan air di
Jakarta hanya mencapai 18 ribu meter kubik per detik. Kalau sudah begini, masyarakat cenderung mengambil jalan pintas dengan menggunakan air bersih yang dipasok oleh PDAM, namun lagi-lagi kendalanya area coverage dan reliabilitas dari pasokan air bersih PDAM itu sendiri belum baik, seringkali pengguna harus terlebih dahulu membangun bak penampungan bawah tanah untuk menampung air PDAM tersebut, lalu bagaimana dengan daerah pemukiman yang belum terjangkau pipa PDAM ? Kembali oleh media yang sama disebutkan oleh Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya Sri Kaderi
Widjajanto. Menurutnya, ini lantaran potensi air baku di 13 sungai besar
dan 70 sungai kecil di ibukota hanya mencapai 15 ribu kubik per kapita
per tahun. Sehingga layanan air bersih perpipaan di Jakarta belum bisa
mencapai 100 persen.“Memang tidak mudah mengolah potensi air
baku yang ada. Di Jakarta saja, kita masih sangat sulit mendapatkan air
baku untuk air minum. Bahkan saat ini baru sekitar 60 persen warga
Jakarta yang airnya terlayani oleh perpipaan,” ujar Sri.
Dengan demikian artinya, hampir dari separuh penduduk Jakarta harus mengandalkan air tanah yang kualitasnya sudah sangat buruk apalagi untuk mereka yang tinggal di kawasan wilayah utara. Adanya inisiatif yang dijalankan oleh Gubernur Joko Widodo setahun belakangan dengan membangun 1000 sumur resapan walaupun terlambat sebetulnya sangat baik, namun disayangkan konsistensinya agak kurang. Namun rasanya terlepas dari usaha pemerintah, seluruh warga masyarakat dalam hal ini WP rasa berkewajiban memikirkan solusi bersama karena kesempatan mendapatkan air bersih yang layak sesungguhnya merupakan hak setiap warga negara.
Kampung air : Sebuah inspirasi karya masyarakat dan
ide bisnis.
Ide kampung air sebetulnya muncul dari sarana prasarana yang sudah pernah ada di Jakarta namun kurang terdengar dan kurang termanfaatkan sampai saat ini di kawasan Pulau Seribu. Namun sayang, kondisi perangkat penyaringan yang ada kini kebanyakan rusak dan tidak berfungsi karena kurangnya perawatan dan rasa memiliki padahal perangkat tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh Pemprov DKI.
|
perangkat pemurnian air reverse osmosis yang terbengkalai di p.seribu |
Teknologi yang digunakan adalah dengan menggunakan teknologi lama yang sederhana yang disebut dengan reverse osmosis (RO). Reverse Osmosis merupakan teknologi pemurnian yang menggunakan membran semi permeabel. Perangkat ini terbukti efektif dan untuk ketersediaannya sudah melimpah dan perawatannya mudah.
|
Diagram pemurnian air melalui teknologi Reverse Osmosis |
Harga perangkat penyaringan RO pada awalnya sedikit mahal namun seiring berjalannya waktu tentunya harganya akan semakin turun.
Ide bisnis dari kampung air, adalah warga yang mampu atau warga secara kolektif dapat membeli perangkat penyaringan RO tersebut sehingga misalnya di setiap 10 rumah ada 1 perangkat RO. Air hasil penyulingan RO ini kemudian dapat dijual galonan dengan harga murah kepada tetangga-tetangga yang membutuhkan dengan harga murah khususnya bagi mereka yang belum terjangkau pipa PDAM. Biaya perawatan perangkat penyaring RO yang ringan dan mudah dapat sekaligus memberikan
peluang usaha penghasilan tambahan bagi pemilik perangkat RO dan pada saat yang sama membantu orang lain karena membantu menyediakan air bersih berharga murah yang sampai saat ini belum dapat dipenuhi oleh pemerintah, apalagi biasanya air hasil penyulingan RO dapat langsung diminum.
|
Contoh perangkat pemurnian air reverse osmosis yang dijual bebas |
Peluang usaha apabila pengadaannya secara kolektif bisa juga hasil keuntungannya setelah dikurangi biaya perawatan yang relatif murah digunakan untuk keperluan komplek atau kampung yang bersangkutan atau bisa juga dilakukan pembagian keuntungan. Keuntungan lain dari metode kampung air ini adalah rasa memiliki yang lebih besar karena manfaatnya dapat dirasakan bersama.